Diantara Pengobatan Syar’i

Diantara Pengobatan Syar’i.

Terdapat beberapa keterangan dari Ayat Al-Qur’an dan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam terkait pengobatan bagi si sakit.

Diantaranya:

A. Al-Habbatus sauda’ (jintan hitam).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ﺍﻟﺤﺒﺔ ﺍﻟﺴﻮﺩﺍﺀ ﺷﻔﺎﺀ ﻣﻦ ﻛﻞ ﺩﺍﺀ ﺇﻻ ﺍﻟﺴﺎﻡ

“Al-Habbatus Sauda’ (jintan hitam) merupakan obat bagi segala penyakit, kecuali as-saam yakni kematian…”
(HR. Al-Bukhari: 5687, Muslim: 5727)

B. Madu

 Allah ta’ala berfirman,

ﻳﺨﺮﺝ ﻣﻦ ﺑﻄﻮﻧﻬﺎ ﺷﺮﺍﺏ ﻣﺨﺘﻠﻒ ﺃﻟﻮﺍﻧﻪ ﻓﻴﻪ ﺷﻔﺎﺀ ﻟﻠﻨﺎﺱ

“Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia..”
(QS An-Nahl: 69)

C. Bekam (Hijamah)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ﺍﻟﺸﻔﺎﺀ ﻓﻲ ﺛﻠﺎﺛﺔ: ﺷﺮﺑﺔ ﻋﺴﻞ، ﻭﺷﺮﻃﺔ ﻣﺤﺠﻢ، ﻭﻛﻴﺔ ﻧﺎﺭ، ﻭﺃﻧﺎ ﺃﻧﻬﻰ ﻋﻦ ﺍﻟﻜﻲ – ﻭﻓﻲ ﺭﻭﺍﻳﺔ: ﻭﻻ ﺃﺣﺐ ﺃﻥ ﺃﻛﺘﻮﻱ

“Pengobatan terdapat pada tiga hal: meminum madu, berbekam, dan kay dengan api, namun aku melarang
kay”  (HR. Al-Bukhari: 5680)

Dalam riwayat lain: “Aku tidak senang berobat dengan kay..”

*kay yakni besi yang dipanaskan

D. Ruqyah.

Yaitu berupa bacaan dari ayat Al-Qur’an ataupun doa-doa yang telah diajarkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Baik dilakukan oleh si sakit maupun yang mengunjunginya.

Doa untuk Orang Sakit,

اللّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ اَذْهِبِ الْبَأْسَ اشْفِ فَأَنْتَ الشَّافيِ لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَماً

“Ya Allah Wahai Tuhan segala manusia, hilangkanlah penyakit ini, sembukanlah.
(hanya) Engkaulah Dzat Yang Maha Menyembuhkan, tiada kesembuhan melainkan kesembuhan dari-Mu.
Kesembuhan yang tidak akan  kambuh lagi. (HR. Bukhari, Muslim)

Dapat pula dengan doa berikut,

أَسْأَلُ اللهَ الْعَظِيْمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ أَنْ يَشْفِيَكَ ×7

“Aku mohon kepada Allah Yang Maha Agung, Tuhan yang menguasai Arsy yang agung, agar menyembuhkan penyakitmu. 7x …”
(HR. At-Tirmidzi, Abu Dawud, Shahihul Jami’ 5/180)

@SahabatIlmu ﹏

Dari Abu Hurair…

Dari Abu Hurairah, ia berkata, ”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَهُنَّ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدَيْنِ عَلىَ وَلَدِهِمَا

“Ada tiga jenis doa yang mustajab (terkabul), tidak diragukan lagi, yaitu doa orang yang dizholimi, doa orang yang bepergian dan doa kejelekan kedua orang tua kepada anaknya.” (HR. Abu Daud no. 1536, Tirmidzi no. 1905 dan Ibnu Majah no. 3862. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan. Hadits ini disebutkan pula oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 32).

Do’a Jelek Orang Tua

Oleh: Ust. Muhammad Abduh Tuasikal ST, MSc  –  حفظه الله تعالى

Do’a orang tua yang baik dan jelek, kedua-duanya bisa terkabul. Terutama do’a jelek yang mesti diperhatikan karena jika anak tidak memperhatikan hal ini, ia bisa celaka karena do’a ortunya. Hal ini juga menunjukkan bahwa seorang anak sudah semestinya memuliakan dan menghormati kedua orang tuanya sehingga tidak sampai terkena do’a jelek mereka.Dalam hadits di atas disebutkan mengenai tiga orang yang mustajab do’anya:

1- Do’a orang yang terzholimi. Meskipun yang terzholimi adalah orang fajir (penuh maksiat), maka itu pun bisa mustajab. Sedangkan kefajirannya kembali pada dirinya. Begitu pula yang terzholimi di sini orang kafir, juga bisa terkabul.

2- Do’a seorang musafir (yang melakukan perjalanan jauh) dalam safar yang sifatnya boleh, bukan safar maksiat.

Do’a ini mudah dikabulkan karena ketika di perjalanan ia sungguh-sungguh­ berharap pada Allah ketika meminta.

3- Do’a jelek dari orang tua. Jika anak menyakiti orang tua, lalu orang tua memaafkan, maka berarti urusannya telah selesai. Namun jika orang tua tidak memaafkan lantas mendo’akan kejelekan, maka do’a jeleknya itu mustajab. Ini menunjukkan setiap anak hati-hati dalam menyakiti orang tuanya.

Al Munawi rahimahullah berkata, ”Do’a orang yang terzholimi bisa terkabul karena ia sedang dikuasai kezholiman orang lain. Do’a musafir bisa terkabul karena keterasingan dan kesendirian dirinya di perjalanan. Sedangkan do’a orang tua bisa terkabul karena kedudukan orang tua yang mulia.”

Wanita Pun Harus Menundukan Pandangan.

Wanita Pun Harus Menundukan Pandangan.

A. Perintah Allah.

Menundukan pandangan, selain perintah bagi lelaki. Allah juga memerintahkannya kepada kaum wanita, dalam firmanNya,

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ

“… Dan katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya..” (QS. an-Nur: 31)

B. Wanita Bisa Terpesona.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

فَلَمَّا سَمِعَتْ بِمَكْرِهِنَّ أَرْسَلَتْ إِلَيْهِنَّ وَأَعْتَدَتْ لَهُنَّ مُتَّكَأً وَآتَتْ كُلَّ وَاحِدَةٍ مِنْهُنَّ سِكِّينًا وَقَالَتِ اخْرُجْ عَلَيْهِنَّ ۖ فَلَمَّا رَأَيْنَهُ أَكْبَرْنَهُ وَقَطَّعْنَ أَيْدِيَهُنَّ وَقُلْنَ حَاشَ لِلَّهِ مَا هَٰذَا بَشَرًا إِنْ هَٰذَا إِلَّا مَلَكٌ كَرِيمٌ

Maka tatkala wanita itu (Zulaikha) mendengar cercaan mereka, diundangnya para wanita itu dan disediakan bagi mereka tempat duduk.

Kemudian diberikan kepada masing-masing mereka sebuah pisau (untuk memotong jamuan)

Dia pun berkata (kepada Yusuf): “Keluarlah (nampakkan dirimu) kepada mereka”

Maka tatkala para wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa)nya. Mereka pun melukai (jemari) tangannya dan berkata:

“Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia..” (QS Yusuf: 31)

Sebuah refleksi diri…

Dengan banyaknya tampilan dakwah di televisi. Sang ustadz dapat menjadi fitnah godaan bagi akhwat dan ummahat.

Apalagi bila mencoba “membandingkan” sang suami dengan si ustadz.

Jaga pandangan dan diri..
Kita lebih tahu apa yang terbesit di hati…

@sahabatilmu

Hari Sabtu, Rekayasa Yahudi

 Hari Sabtu, Rekayasa Yahudi 

Telah banyak pembangkangan yg dilakukan Yahudi, seperti merubah kitab suci Allah, membunuh para Nabi ‘alaihimussalam & pelanggaran ketentuan Allah bagi mereka di hari Sabtu.

A. Penuh Rekayasa.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ الَّذِينَ اعْتَدَوْا مِنْكُمْ فِي السَّبْت  فَقُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ

“Sungguh, kalian telah mengetahui tentang orang-orang yg melampaui batas di hari Sabtu.
Maka, Kami katakan, “Jadilah kalian kera yg hina…!” (QS. al-Baqarah:65)

“Allah memerintahkan mereka (Yahudi) utk mengagungkan hari Sabtu sbg saat beribadah (krnnya, dilarang menangkap ikan).

Namun, mereka melakukan rekayasa dgn cara memasang jaring & perangkap ikan di hari Jumat. Ketika hari Sabtu, banyak ikan berdatangan & masuk perangkap yg mereka pasang.

Malam hari (setelah hari Sabtu berlalu), mereka mengambil ikan-ikan tersebut.
Akibat pelanggaran rekayasa ini, Allah ubah mereka menjadi kera…” (Tafsir Ibnu Katsir, 1:228)

Lihat pula kisah rekayasa Yahudi ini di QS al-A’raf: 163-166

B. Pelajaran Bagi Kita.

Sebagaimana ayat berikutnya,

فجعلناها نكالا لما بين يديها وما خلفها وموعظة للمتقين

“Maka kami jadikan yg demikian itu peringatan bagi orang-orang di masa itu, dan bagi mereka yg datang kemudian. Serta sebagai pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa” (QS al-Baqarah: 66)

Jangan ada lagi rekayasa penamaan riba dengan bagian keuntungan/upah, pacaran dengan ta’aruf (pengenalan), dan semisalnya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ليشربن ناس من أمتي الخمر . يسمونها بغير اسمها . يعزف على رءوسهم بالمعازف والمغنيات يخسف الله بهم الأرض. ويجعل منهم القردة والخنازير

“Sungguh, akan ada sekelompok manusia dari umatku yang meminum khamar dan menamakan dengan selain namanya, sembari ditabuh alat musik disisi mereka.

Lalu Allah menenggelamkan sebagian mereka ke bumi, dan sebagian lainnya dikutuk menjadi kera & babi..” (Shahih HR. Ibnu Majah; al-Albani)

@SahabatIlmu



DAHSYATNYA NERAKA, INDAHNYA SURGA; SEKEJAP DI NERAKA MEMBUAT LUPA SELURUH KENIKMATAN DUNIA, SEKEJAP DI SURGA MEMBUAT LUPA SELURUH KESENGSARAAN DUNIA

DAHSYATNYA NERAKA, INDAHNYA SURGA; SEKEJAP DI NERAKA MEMBUAT LUPA SELURUH KENIKMATAN DUNIA, SEKEJAP DI SURGA MEMBUAT LUPA SELURUH KESENGSARAAN DUNIA

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

يُؤْتَى بِأَنْعَمِ أَهْلِ الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُصْبَغُ فِي النَّارِ صَبْغَةً ثُمَّ يُقَالُ يَا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ خَيْرًا قَطُّ هَلْ مَرَّ بِكَ نَعِيمٌ قَطُّ فَيَقُولُ لَا وَاللَّهِ يَا رَبِّ وَيُؤْتَى بِأَشَدِّ النَّاسِ بُؤْسًا فِي الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيُصْبَغُ صَبْغَةً فِي الْجَنَّةِ فَيُقَالُ لَهُ يَا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ بُؤْسًا قَطُّ هَلْ مَرَّ بِكَ شِدَّةٌ قَطُّ فَيَقُولُ لَا وَاللَّهِ يَا رَبِّ مَا مَرَّ بِي بُؤْسٌ قَطُّ وَلَا رَأَيْتُ شِدَّةً قَطُّ

“Pada hari kiamat kelak akan didatangkan penduduk dunia yang paling banyak mendapatkan kenikmatan ketika di dunia, namun dia termasuk penghuni neraka, lalu dia dimasukkan sebentar di dalam neraka, kemudian dia ditanya, “Hai anak Adam, pernahkah engkau melihat kebaikan? Pernahkah engkau mendapatkan kenikmatan?” Maka dia menjawab, “Tidak, demi Allah, wahai Rabbku”.

Dan akan didatangkan seorang yang paling sengsara di dunia, namun dia termasuk penghuni surga, lalu dia dimasukkan sebentar ke dalam surga, kemudian dia ditanya, “Hai anak Adam, pernahkah engkau melihat kesengsaraan? Pernahkah engkau menderita kesusahan?” Maka dia menjawab, “Tidak, demi Allah, wahai Rabbku. Aku tidak pernah mendapatkan kesengsaraan sama sekali, dan aku tidak pernah melihat kesusahan sama sekali.”. [HR. Muslim dari Anas bin Malik radhiyaLlaahu’anhu]

@SofyanRuray
http://www.facebook/SofyanRuray
http://www.nasihatonline.wordpress.com

Apakah perbedaan iblis dan setan itu…?

Apakah perbedaan iblis dan setan itu…?

A. Iblis

Allah ‘Azza wa Jalla telah menegaskan bahwa iblis berasal dari golongan jin dalam firmannya,

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيْسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka mereka pun sujud kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, lalu ia mendurhakai perintah Rabbnya” (QS al-Kahfi: 50)

B. Setan.

Adapun setan, terdiri dari golongan jin dan juga manusia, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِيْنَ اْلإِنْسِ وَالْجِنِّ…

“Dan demikianlah bagi setiap nabi Kami menjadikan musuh, yang terdiri dari setan (jenis) manusia dan jin…” (QS al-An’am: 112)

“Allah menjadikan setan berasal dari jenis manusia, seperti halnya setan dari jenis jin. Dan setiap yang durhaka dikatakan sebagai setan, karena akhlak dan amalannya menyelisihi akhlak dan amalan makhluk sejenis, dan disebabkan jauhnya dia dari kebaikan..” (Tafsir Ibnu Jarir: 1/49)

“Syaithan adalah semua yang keluar darinya perangai keburukan…” (Tafsir Ibnu Katsir: 2/127)

Ayat serupa yang menerangkan bahwa setan terdiri dari jenis jin dan manusia dapat dijumpai dalam surat an-Naas.

Karena iblis dan bala tentaranya merupakan musuh yang nyata, maka mari kita lawan jangan malah dijadikan kawan.

Kita khan pasti tidak ingin menemani iblis di neraka…?

@sahabatilmu

Istilah2 dalam bhs Arab

Istilah2 dalam bhs Arab
By Abu Faiz

شكرا
Syukron ; terima kasih

عفوا
Afwan = maaf (dijadikan pula sebagai jawaban dari syukron)

تفضل
Tafadhdhol = silahkan (untuk laki2)

تفضلي
Tafadhdholiy = silahkan (untuk perempuan)

ممتاز
Mumtaz : Hebat, Nilai sempurna, bagus

نعم
Na’am : iya

لا أدري
La adri = tidak tahu

زادنا الله علما وحرصا
Zadanallah ilman wa hirsha = smoga ALLAH manambah kita ilmu & semangat

يسر الله / سهل الله لنا الخير حيثما كنا
Yassarallah/sahhalallah lanal khaira haitsuma kunna = semoga ALLAH mudahkan kita dalam kebaikan dimanapun berada

اللهم اغفر لنا والمسلمين
Allahummaghfir lana wal muslimin = ya ALLAH ampunilah kami & kaum muslimin

اتق الله حيثما كنت
Ittaqillaah haitsumma kunta = Bertaqwalah kamu kepada Allah dimanapun kamu berada

الله مستعان
Allahul musta’an = hanya ALLAH-lah tempat kita minta tolong

بارك الله فيك / الله يبارك فيك
Barakallah fikum / Allahu yubarikfik = semoga ALLAH memberi kalian berkah

وإياك
Wa iyyak = sama-sama

وأنت كذلك
Wa anta kadzalik = begitu jg antum

أي الخدمة
Ayyul khidmah = ada yg bisa dibantu ?

نسأل الله السلامة والعافية
Nas-alullaha asSalamah wal afiah = kita memohon kepada ALLAH keselamatan dan kebaikan

جزاكم الله خيرا
Jazakumullah khayran = semoga ALLAH membalas kalian dengan lebih baik

جزاك الله خيرا
Jazaakallahu khayran = semoga ALLAH membalasmu (laki2) dengan lebih baik

جزاك الله خيرا
Jazaakillahu khayran = semoga ALLAH memmbalasmu (perempuan) dengan lebih baik

اللهم اجرني في مسيبتي واخلف لي خيرا منها
Allahumma ajurny fi mushibaty wakhlufly khairan minha = ya ALLAH berilah pahala pada musibahku dan gantikanlah dg yg lebih baik darinya.

رحمكم الله
Rahimakumullah = smoga ALLAH merahmati kalian

حفطنا الله
Hafizhanallah = semoga ALLAH menjaga kita

هدانا الله
Hadaanallah = semoga ALLAH memberikan kita petunjuk/hidayah.

الله يهديك
Allahu yahdik = semoga Allah memberimu petunjuk/hidayah

على راحتك / على كيفك
‘ala rohatik = ‘ala kaifik = tereserah anda…

شفاك الله
Syafakallah : smg Allah menyembuhkanmu (utk laki2)

شفاك الله
Syafakillah : smg Allah menyembuhkanmu (utk perempuan)

أحبكم في الله
Uhibbukum fillah ; aku mencintai kalian karena Allah

أحبك الله
Ahabbakallah : smg Allah mencintaimu

أحبك الذي أحببتني فيه
Ahabbakalladzi ahbabtanii fih ; smg Allah mencintaimu sebagaimana engkau mencintaiku karenanya

Copas dr ukhti Putschy …

JANGAN BERHENTI DARI MENUNTUT ILMU SYAR’I SEBELUM AJAL MENJEMPUT KITA !

Bismillaah
(*) JANGAN BERHENTI DARI MENUNTUT ILMU SYAR’I SEBELUM AJAL MENJEMPUT KITA ! (*)

Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Ilmu Syar’i adalah cahaya penerang bagi kehidupan seorang hamba di dunia menuju ke alam akhirat. Maka, barangsiapa menuntut ilmu syar’i dengan niat ikhlas karena Allah dan dengan tujuan agar meraih keridhoan-Nya semata, niscaya ia tidak akan berhenti dan bosan dari menuntut ilmu syar’i sebelum kematian menjemputnya.

» Allah Ta’ala berfirman:
 وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ اليَقِينُ 

Artinya: “Beribadahlah engkau kepada Allah hingga datang kepadamu kematian.” (QS. Al-Hijr).

Oleh karenanya, Nabi shallallahu alaihi wasallam senantiasa mengambil ilmu dan menerima wahyu dari Allah semenjak diangkat oleh Allah sebagai Nabi n Rasul-Nya hingga Beliau wafat.
» Hal ini sebagaimana hadits yg diriwayatkan oleh Anas bin Malik radhiyallahu anhu, ia berkata; “Sesungguhnya Allah Ta’ala menurunkan wahyu-Nya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam secara berturut-turut hingga Beliau wafat. Dan kebanyakan wahyu itu diturunkan Allah pada hari Beliau wafat.” (HR. imam Al-Bukhari Dan Muslim).

» Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah selalu membawa Pena Dan tinta (untuk mencatat hadits n faedah ilmiyah, pent) meskipun Beliau telah lanjut usia. Maka Ada seseorang yg bertanya kepadanya: “sampai kapankah engkau berbuat demikian?” Beliau jawab: “Hingga aku masuk ke liang kubur.”. (Lihat Manaaqibu Ahmad karya Ibnul Jauzi hal.31, dan Talbiisu Ibliis, karya Ibnul Jauzi hal.400).

» Beliau jg pernah berkata: “Aku Akan terus-menerus menuntut ilmu agama sampai aku masuk ke liang kubur.”. (Lihat Syarofu Ashhaabi Al-Hadiits, karya Al-Khothib Al-Baghdadi hal.136).

» Abu Ja’far Ath-Thobari rahimahullah menjelang wafatnya berkata: “Sepantasnya bagi seorang hamba agar tidak meninggalkan (kewajiban) menuntut ilmu sampai ia mati.”

» Ada seseorang bertanya kepada Abdullah bin Al-Mubarok (ulama tabi’in) rahimahullah: “Sampai kapan engkau menulis (mempelajari) hadits?” Beliau jawab: “Selagi masih ada kalimat bermanfaat yg belum aku catat.” (Lihat Al-Jaami’ Li Akhlaaqi Ar-Roowi, karya Al-Khothib Al-Baghdadi IV/419).

Demikianlah tekad kuat n semangat tinggi para ulama salafus sholih tanpa mengalami futur (kemalasan) dalam menuntut ilmu syar’i. Dan ini tidaklah terwujud pada diri seorang hamba kecuali dengan niat yg ikhlas karena Allah ta’ala saja.

(*) Beberapa Contoh Para Ulama Hadits yg Bersemangat Tinggi Dalam Menuntut Ilmu Syar’i:

1. Inilah imam Al-Bukhari rahimahullah, imam para ulama hadits, beliau tidak patah semangat dlm mempelajari hadits n ilmu-ilmu syar’i lainnya meskipun bekal (harta) beliau sangat sedikit, sampai-sampai beliau pernah makan rerumputan. (Lihat Siyar A’laam An-Nubala’, karya imam Adz-Dzahabi XII/217).

2. Umar bin Abdul Karim Ar-Rowasi rahimahullah pernah patah beberapa jari jemari tangannya dlm perjalanannya menuntut ilmu syar’i dikarenakan cuaca yg sangat dingin. (Lihat Siyar A’laam An-Nubala’, karya imam Adz-Dzahabi XIX/318).

3. Imam Malik rahimahullah pernah membongkar atap rumahnya, lalu ia menjual kayunya (sebagai bekal) untuk menuntut ilmu. (Diriwayatkan oleh Al-Khothib Al-Baghdadi di dalam Tarikh Baghdad II/13).

Demikian Faedah dan Mau’izhoh Hasanah yang dapat kami sampaikan pada hari ini. Smg bermanfaat bagi kita semua. Dan smg Allah memberikan taufiq n pertolongan-Nya kpd kita utk istiqomah n semangat dlm mempelajari n memahami ilmu syar’i hingga akhir hayat. (Klaten, 30 April 2013).

» SUMBER: BBG Majlis Hadits, chat room Faedah & Mau’izhoh Hasanah.

(*) Blog Dakwah Kami:
http://abufawaz.wordpress.com
⌣̊┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈⌣̊

BACAAN YANG DISUNNAHKAN UNTUK ORANG MATI, BUKAN “RIP” & BUKAN PULA “ALMARHUM”

BACAAN YANG DISUNNAHKAN UNTUK ORANG MATI, BUKAN “RIP” & BUKAN PULA “ALMARHUM”

Diantara doa yang dibaca oleh panutan kita Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam adalah ketika meninggalnya sahabat Abu Salamah radhiyallahu’anhu, beliau membaca,

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لأَبِى سَلَمَةَ وَارْفَعْ دَرَجَتَهُ فِى الْمَهْدِيِّين وَاخْلُفْهُ فِى عَقِبِهِ فِى الْغَابِرِينَ وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ وَافْسَحْ لَهُ فِى قَبْرِهِ وَنَوِّرْ لَهُ فِيهِ

“Ya Allah ampunilah Abu Salamah, angkatlah derajatnya di tengah orang-orang yang mendapatkan hidayah, gantikanlah sepeninggalnya untuk orang-orang yang ia tinggalkan, ampunilah kami dan dia wahai Rabbal ‘aalamiin, luaskanlah kuburannya dan terangilah dia padanya.” [HR. Muslim dari Ummu Salamah radhiyallahu’anha]

• Boleh membaca istirja’ (Innaa liLlaahi wa innaa ilaihi rooji’un) & mendoakan si mayyit agar diampuni & dirahmati.

• Tidak ada dalil yang shahih membacakan Al-Fatihah, Yasin dan surat-surat lainnya. Adanya hadits-hadits lemah & palsu.

• Ucapan “RIP” tidak boleh karena itu kebiasaan orang kafir. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَشَبَّه بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia bagian dari mereka.” [HR. Abu Daud dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu’anhuma, Al-Irwa’: 1269]

• Makna RIP (Beristirahatlah dalam damai) dan almarhum (yang dirahmati) tidak boleh dipastikan, sebab kita tidak tahu kondisi orang yang mati itu, apakah ia mendapat nikmat atau azab kubur. Dan setelah hari kebangkitannya, kita juga tidak tahu apakah ia termasuk penghuni surga atau neraka. Kecuali ada dalil yang memastikannya seperti Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam & Khulafaaur Rasyidin pasti masuk surga. Adapun jika tidak ada dalilnya maka hanya Allah ta’ala yang tahu keadaannya, dirahmati atau diazab.

• Ucapan yang lebih tepat bukan “almarhum” tapi “rahimahullah” artinya: Semoga Allah merahmatinya.

http://www.facebook.com/SofyanRuray
Twitter: @SofyanRuray
PIN 2: 26355FA6

HUKUM MENGIRIM AL-FATIHAH UNTUK ORANG MATI MENURUT IMAM MAZHAB SYAFI’I

HUKUM MENGIRIM AL-FATIHAH UNTUK ORANG MATI MENURUT IMAM MAZHAB SYAFI’I

Allah ta’ala berfirman,

وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى

“Dan seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.” [An-Najm: 39]

Berdasar ayat yang mulia ini, Imam Syafi’i rahimahullah berpendapat bahwa pahala mengirim bacaan Al-Qur’an untuk orang mati tidak sampai kepadanya.

Ulama besar ahli tafsir mazhab Syafi’i, Al-Imam Ibnu Katsir Asy-Syafi’i rahimahullah berkata,

“Dari ayat yang mulia ini, Imam Syafi’i rahimahullah & pengikutnya mengambil kesimpulan hukum bahwa bacaan Al-Qur’an tidak sampai kepada orang-orang mati, karena bacaan tersebut bukan amalan mereka, bukan pula usaha mereka. Oleh karenanya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tidak mensunnahkannya bagi umatnya, tidak mendorong mereka untuk melakukannya, tidak membimbing mereka dengan sebuah teks, tidak pula dengan isyarat. Dan juga, tidak dinukil hal itu dari seorang sahabat radhiyallahu’anhum, andaikan itu baik, tentunya sahabat telah mendahului kita melakukannya. Dan ibadah-ibadah khusus untuk taqarrub kepada Allah Ta’ala haruslah berdasarkan nash-nash, tidak boleh berdasarkan kias-kias & akal-akal. Adapun doa dan sedekah telah disepakati (ulama) akan sampainya kedua amalan tersebut (kepada orang mati), dan kedua amalan itu terdapat nashnya dari penentu syari’ah.” [Tafsir Ibnu Katsir, 7/465]

• Jadi mengirim Al-Fatihah kepada mayyit termasuk bid’ah, mengada-ada dalam agama, tak ada petunjuk Al-Quran & As-Sunnah

• Harus dibedakan antara mendoakan dengan mengirim Al-Fatihah, mari kita doakan saudara muslim kita yang wafat agar diampuni

• Pengkhususan Al-Fatihah hanya disyari’atkan pada 3 keadaan: Membaca Al-Quran secara umum, Ruqyah & Sholat

• Mengkhususkan Al-Fatihah sebagai: Pembuka/penutup acara, Wirid harian, Pembuka/penutup doa, termasuk bid’ah karena tidak ada dalil yang menunjukan pengkhususannya.

http://www.facebook.com/SofyanRuray
Twitter: @SofyanRuray
PIN 2: 26355FA6